Manusia Gerobak di Bandar Lampung: Potret Kemiskinan di Balik Trotoar Jalan Protokol

Bandar Lampung – Jalan Sultan Agung dan sejumlah ruas jalan protokol di Bandar Lampung kini menjadi saksi munculnya fenomena "manusia gerobak." Para pemulung yang membawa gerobak sederhana ini terlihat duduk di pinggir jalan, menunggu uluran tangan warga yang melintas, terutama dalam bentuk sedekah makanan atau kebutuhan pokok lainnya.

Fenomena ini kerap merebak di momen tertentu, seperti bulan Ramadan hingga menjelang Lebaran, ketika semangat berbagi masyarakat sedang tinggi. Sedekah Jumat menjadi momen paling dinantikan, karena warga sering membagikan nasi bungkus dan santunan lainnya sebagai wujud kepedulian kepada mereka.

Namun, kehadiran manusia gerobak ini tak sekadar menggambarkan kebiasaan memberi, tetapi juga mencerminkan wajah kemiskinan yang masih menjadi tantangan besar bagi kota ini. Mereka bukan hanya memulung untuk bertahan hidup, tetapi juga bergantung pada kemurahan hati masyarakat agar bisa makan sehari-hari.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah cukup hanya dengan memberi sedekah, atau perlu ada langkah nyata untuk memberikan solusi jangka panjang? Fenomena ini mengingatkan kita bahwa pemberdayaan ekonomi dan perhatian terhadap kelompok rentan menjadi tugas bersama, baik bagi pemerintah maupun masyarakat.

Bagaimana menurut kalian? Apakah sedekah rutin ini sudah cukup, atau ada cara lain yang lebih efektif untuk membantu mereka keluar dari jerat kemiskinan?

Mari jadikan fenomena ini sebagai bahan refleksi dan langkah awal menuju perubahan yang lebih baik.
Lebih baru Lebih lama

Editor :Havid Nurmanto

نموذج الاتصال